LPM PRODUKTIF – Mahasiswa kini harus berhati-hati dalam berbuat maupun bertindak, kecuali bagi mereka yang memiliki ketegasan dan keberanian. Alasan utama adalah terdapat ancaman yang mengintai di setiap geraknya. Ancaman tersebut siap mengarah kepada oknum-oknum yang dianggap telah memecah kesatuan dan merusak eksistensi kampus.
Mulai semester ini Universitas Tadulako akan menerapkan sistem sanksi baru kepada mahasiswanya. Cara yang ditempuh terdiri dari dua yaitu, penolakan UKT atau pengembalian UKT. Oleh Rektor Universitas Tadulako hal ini dianggap lebih adil dibandingkan sebelumnya yang dalam bentuk skorsing. Sanksi tersebut dapat bersifat pengembalian semester berjalan, penolakan semester berikutnya, maupun pengembalian secara keseluruhan.
Rektor Untad Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Basir, SE, MS dalam sambutannya disalah satu kegiatan (27/8) telah menyampaikan informasi tersebut kepada mahasiswa. “Sejak semester ini kami tidak lagi menerapkan sistem skorsing. Yang kami lakukan itu adalah hanya dua, seseorang dikembalikan UKT nya atau ditolak UKT nya. Kalau dulu itu sistemnya skorsing, mahasiswa membayar lalu kita hilangkan hak-haknya. Menurut saya itu tidak adil. Kalau kita hilangkan hak-haknya, maka jangan kita ambil kewajibannya”.
Dan pada tahun 2017 telah terdapat beberapa mahasiswa yang terkena akibatnya. “Jadi ada beberapa yang terkena penolakan dan pengembalian UKT karena dianggap bahwa tidak memahami kehidupan kampus yang sejati” sambung Prof. Basir selaku pimpinan universitas.
Kebijakan baru ini tentu telah menempatkan mahasiswa ke kehidupan yang serba sulit. Disamping ia terikat komitmen untuk merespon terhadap masalah-masalah yang sedang berkembang, namun niat suci itu dihalangi oleh rasa ketakutan. (aht)

