LPM PRODUKTIF- Genap 25 tahun usia Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia berdiri. Di usia tersebut, telah banyak catatan prestasi yang dibuat oleh pers mahasiswa dalam mengungkap fakta di setiap kasus yang berkembang di kalangan masyarakat. Dalam lipatan sejarah, beberapa peristiwa penting terjadi tak pernah luput dari peranan pers mahasiswa. Namun dalam perjalanannya, pers mahasiswa seolah tak terlepas dari masalah akibat dari tulisan yang dihasilkannya.
Dalam pembukaan acara Diesnatalis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) yang digelar di Palu Sulawesi Tengah kemarin (26/10) bertempat di auditorium Universitas Tadulako menghadirkan pers mahasiswa dari beberapa kota di Indonesia. Dalam acara tersebut juga hadir Irwan Sakkir selaku Sekretaris Jenderal Nasional PPMI.
Irwan dalam sambutannya mengatakan pers mahasiswa masih saja belum mendapatkan ruang dalam kepeduliannya merespon masalah yang tengah berkembang. Beragam ancaman mengintai ketika pers mahasiswa berupaya membela rakyat dari berbagai tirani dan segala bentuk ketimpangan yang terjadi di Indonesia.
“Genap sudah usia PPMI dan genap pula penderitaan-penderitaan yang dialami pers mahasiswa. Di angka 25 tahun ini, kami belum merasakan udara sejuk. Seperti baru-baru ini teman seprofesi kita yang selalu memberikan bantuan kepada siapapun bertempat di LBHI Jakarta sedang melakukan kegiatan yang menurut kami pers mahasiswa sama sekali tidak melanggar undang-undang, tetapi malah ada penyerangan kantor”. Selain itu juga terdapat pers mahasiswa yang mendapat tindakan kekerasan saat melakukan peliputan.
Dari rentetan masalah yang ada, harapan Irwan Diesnatalis PPMI sebagai moment untuk membahas wajah demokrasi dan ruang hidup pers mahasiswa di Indonesia. “Melalui kegiatan ini kita bukan merayakan, kita hadir di sini membahas dan berbicara tentang bagaimana kedepan tentang ruang demokrasi dan masalah-masalah yang terjadi di kalangan pers mahasiswa. Karena bisa saja, kita yang akan menjadi sasaran berikutnya”. (Aht)

