
Lpm Produktif – Sabtu 27 januari 2018. Kerukunan Keluarga Jawa Sulawesi Tengah (KKJST) menggelar kegiatan Deklarasi Anti Narkoba di halaman LPP RRI dengan tema ‘’Peran Generasi Muda Sulawesi Tengah Dalam Memerangi Narkoba di Era Milineal’’ dan deklarasi peduli keselamatan dengan tema ‘’Membangun Kesadaran Publik dalam meningkatkan Pentingnya Keselamatan Jalan raya Tanggung Jawab Bersama’’ , kegiatan di mulai pada pukul 19.00 WITA yang di hadiri oleh kurang lebih 1000 peserta yang berasal dari berbagai kalangan pemuda, pelajar, mahasiswa, dan berbagai instansi pemerintah dari berbagai daerah.
Rangkaian acara di buka dengan menyanyikan lagu Indonesia raya kemudian di lanjutkan dengan sambutan ketua panitia dan tarian remong asal jawa barat. Dalam sambutannya, ketua panitia Dr. Moh Ali Hafid, M.pd.I mengatakan bahwa Sulawesi tengah berada di urutan ke 15 dalam pengunaan dan pengedaran narkoba se-indonesia dan kebanyakan kasus adalah anak remaja yang masih di bawa umur. melalui kegiatan ini Beliau berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya narkoba.
DIRJEN. PERHUBUNGAN DARAT IRJEN. POL. (P) Drs. Pudji Harnanto. MM, selaku pemateri pertama dalam kegiatan deklarasi mengatakan ada sekitar 125 0rang meninggal tiap tahunnya di jalan raya dengan rentang usia 16-30 tahun, Beliau juga menegaskan bahwa siap mendukung sepenuhnya apabila ada aksi nyata yang di lakukan oleh para pemuda untuk menangulangi tingkat kecelakaan lalu lintas melalui balai keselamatan darat yang ada di Sulawesi tengah.
Materi selanjutnya di bawakan oleh Kepala BNN Provinsi Sulawesi Tengah BRIGJEN.POL. Drs. Andjar Dewanto, SH, MBA, Seajauh ini kata beliau terdapat 1325 orang yang sudah di rehab di Badan Narkotika Nasional provinsi Sulawesi Tengah dan ada sebanyak 700 siswa/siswi sekolah terindikasi menggunakan narkoba berbagai jenis di kota palu, beliau juga menegaskan bahwa kesadaran akan bahaya narkoba harus di mulai dari lingkungan keluarga.
Khusus kota palu ada tiga tiga titik yang menjadi prioritas BNN ke depannya, yaitu desa anoa, tatanga, dan kayumalue. ‘’kalau perlu langsung tembak mati saja bandarnya, ini kan perintah Presiden’’ ujar BRIGJEN.POL. Drs. Andjar Dewanto, SH, MBA. (mzr)
