Fasilitas Wifi Kampus Belum Merata

download.png
secure.telkom.co.za

Simbol kemajuan sebuah lembaga pendidikan memang tidak hanya dilihat dari sesuatu yang bersifat fisik ada pula sesuatu yang bersifat nonfisik. Sebuah kekurangan itu mampu menghambat proses pembelajaran. Dalam dunia pendidikan pastinya ada unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam hal manajerial, salah satunya adalah sarana dan prasarana. Manajemen sarana dan prasarana (sarpras) mempunyai beberapa prinsip, yaitu perencanaan, pengadaan, pengawasan, penghapusan dan efisiensi. Semua itu adalah penunjang kelancaran proses belajar mengajar.

Melihat beberapa prinsip manajemen sarpras sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar ini, kita dapat melirik fasilitas kampus di Universitas Tadulako yang belum cukup memadai. Salah satunya mengenai fasilitas wifi yang belum merata. Wifi kampus adalah salah satu fasilitas yang disediakan oleh Universitas Tadulako (UNTAD). Meski memiliki peran penting dalam menunjang aktivitas mahasiswa, sarana ini tak lepas dari persoalan.

Sebagaimana yang kita ketahui wifi menjadi salah satu fasilitas yang dibutuhkan mahasiswa dalam menunjang perkuliahan. Adanya jaringan wifi, mahasiswa bisa mengakses internet untuk mencari referensi tugas kuliah, baik e-book, jurnal maupun hanya sekedar berselancar di media sosial. Namun apa jadinya jika wifi terus menjadi persoalan?

Persoalan Wifi kampus kerap kali menjadi keluhan mahasiswa termasuk mahasiswa Fakultas Ekonomi UNTAD terutama terkait konektivitas, masalah jaringan, kurangnya titik-titik hotspot hingga masalah log ini. Hal ini dapat dibuktikan ketika berada di Kantin Fakultas Ekonomi kita dapat mengakses jaringan dengan sangat cepat. Namun, lain halnya ketika berada di ruang kelas mulai dari BTE 1-9.

Mahasiswa akan merasakan betapa sulitnya untuk mengakses jaringan internet. Ini dikarenakan titik hotspot yang terlalu jauh. Padahal sebelumnya, pada tahun 2016 akses jaringan wifi disekitaran BTE 1-9 sangatlah lancar. Namun memasuki tahun 2017 wifi disekitaran ruangan tersebut tidak terakses dengan baik lagi. Hal ini yang menimbulkan berbagai praduga yang sering bermunculan. Mungkin salah satu penyebabnya adalah keterlambatan pihak kampus dalam membayar administrasi wifi tersebut.

Jika melihat status kampus yang masih dibawah negara, maka prinsip inventaris itu harus dilakukan. Salah satunya yaitu anggaran dalam pemenuhan sarana dan prasarana kampus itu sendiri. Hal ini kiranya dapat menunjang pemerataan fasilitas kampus yang menjadi layanan yang sangat handal untuk membantu mahasiswa dalam mengakses informasi. Disinilah prinsip dan fungsi manajemen harus benar-benar diterapkan untuk mendapatkan hasil dan pencapaian yang diharapkan. Selain itu, dalam menjalankan proses manajerial juga dibutuhkan penanganan yang cukup baik.

(Ainy)

Tinggalkan komentar