Di era globalisasi ini, dunia pendidikan umumnya sedang menghadapi berbagai tantangan diantaranya di bidang budaya, etika dan moral. Sebagai akibat dari kemajuan teknologi yang tidak dapat di pahami sebagai mana pemahaman seorang mahasiswa terutama pada bidang informasi, Belum lagi diberlakukanya perdagangan bebas secara global. Hal ini menjadikan dorongan yang memaksa mahasiswa harus mampu menyesuaikan dengan teknologi yang berkembang pada saat ini. Smartphone telah menjadi kebutuhan primer bagi sebagian mahasiswa bahkan mereka rela menghabiskan waktu mereka berjam-jam mengunakan smartphone mereka. Kalau saja waktu yang banyak itu digunakan untuk membaca pengetahuan mengenai pendidikan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa, itu boleh-boleh saja.
Pada prinsipnya teknologi ini dirancang memenuhi hajat kebutuhan manusia. Sehingga penggunaanya di kalangn masyarakat khususnya mahasiswa, smartphone digunakan untuk menunjang kegiatan mahasiswa dan gaya hidup. Untuk kegiatan yang digunakan mahasiswa, maka smartphone digunakan untuk kegiatan akademis dan non akademis. Kegiatan yang berkaitan dengan akademis mahasiswa menggunakan untuk mencari informasi dan sumber-sumber informasi yang bisa digunakan sebagai info pembelajaran guna menambah wawasan luar perkuliahan dan juga wawasan terhadap perkuliahan.
Namun sebagian mahasiswa, mengunakan smartphone bukan untuk meningkatkan pengetahuan melainkan mengunakan smartphone untuk curang dalam pendidikan, hal ini sering terjadi di kampus pada saat ujian tulis akhir semester berlangsung. Dengan kejelian dan keyakinan didukung dengan kepercayaan diri tanpa ketahuan dosen, mereka melakukan kecurangan tersebut. Saya menenyakan hal tersebut kepada beberapa mahasiswa yang berada di kampus tempat saya kuliah, saya menanyakan “Apakah kamu tidak merasa rugi melakukan hal semacam itu?” Dengan canda mereka mengatakan “Rugi bagaimana yang penting nilai saya bagus” suatu perspektif yang sudah mendarah daging yang sulit untuk diubah.
Jika hal sekecil itu terus terjadi maka akan menghilangkan arti dari kata mahasiswa itu sendiri, mari kita belajar dari negara yang serumpun pada kita, Singapura. Yang dimana memiliki SDM yang baik walaupun tidak didukung sumberdaya alam yang melimpah, hal tersebut mendorong negara singapura mengembangkan dan memanfaatkan teknologi yang ada dengan sebaik mungkin, dan memajukan SDM mereka untuk menjadi negara maju seperti sekarang ini. Hal tersebut memberikan beberapa pemahaman mengenai mahasiswa yang berada di indonesia terutamanya di provinsi-provinsi berkembang.
Smartphone memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kemajuan dan perkembangan bagi mahasiswa. Disamping itu, adapun masalah-masalah yang timbul dari penggunaan smartphone bagi mahasiswa itu sendiri diantaranya masalah-masalah sosial terutama pada media masa. Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial adalah ketidak sesuayan antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Dari situlah perlunya pemahaman mengenai pendidikan di era globalisasi pada hari ini.
Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi seseorang dalam menggunakan perangkat smartphone yang memiliki peran antara lain :
Mengikuti Perkembangan Zaman
Perangkat smartphone yang saat ini menyebar pada semua kalangan khususnya mahasiswa. hal inilah yang membuat setiap orang berlomba-lomba menggunakan smartphone.
Aktif di Media Sosial
Dengan mengunakan smartphone para penggunanya dapat mengakses fitur media sosial seperti facebook, twitter, instagram dan lain sebagainya dengan mudah karena smartphone dapat memfasilitasi para pengunanya untuk saling terhubung dengan internet kapan saja dan dimana saja.
Mempermudah Kegiatan Sehari-hari
Banyak orang menggunakan smartphone untuk membantu kegiatan sehari-hari seperti saat bekerja untuk para pekerja dan membantu kegiatan belajar bagi para mahasiswa.
Dari ketiga faktor tersebut, dapat disebutkan bahwa penggunaan smartphone dapat dipengaruhi oleh hal-hal tersebut. Namun pada kenyataanya berdasarkan pengamatan dilapangan tempat saya kuliah di Universitas Tadulako. Pengunaan prangkat smartphone lebih cenderung digunakan oleh para mehasiswa untuk kegiatan aktifitas di media sosial dan bermain game online daripada menggunakanya untuk kegiatan yang menunjang kegiatan pembelajaran.
Para pakar komunikasi dan akademisi memberikan satu prediksi bahwa saat ini media tidak lagi sebagai media pembelajaran, tetapi menjadi corong propaganda, produsen permasalahan sosial yang ada, seperti tindakan kekerasan, pornografi, dan sebagainya hal semacam itu sangat lah mudah diakses melalui smartphone. Kegiatan mahasiswa pada era gelobalisasi ini, menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan karna kebiasaan semacam ini akan menghambat perkembangan pola pikir mahasiswa untuk berkarya, oleh karna itu perlunya ada trobosan-trobosan untuk meminimalisir kegiatan semacam itu diantaranya:
Bagi mahasiswa, perlunya memperbanyak kegiatan-kegiatan kelembagaan penelitian dan kerohanian , untuk megisi waktu luang jika perkuliahan telah usai.
Bagi dosen, perlunya memberikan beberapa kegiatan penalaran melalui refrensi yang dibaca untuk meningkatkan analisis kritis bagi mahasiswa
Bagi pemerintah perlunya memperhatikan kurikulum yang diterapkan pada era globalisasi saat ini, bukan berarti pada era globalisasi seperti saat ini, mahasiswa harus dituntut memakai smartphone dan melupakan literasi membaca buku.
Dengan terpaan teknologi yang semakin maju dibidang informasi dan komunikasi melalui smartphone telah mengubah karakter, ideologi dan pola perilaku belajar dari sebagian mahasiswa yang berada di Universitas Tadulako mungkin tidak jauh berbeda dengan mahasiswa di lingkungan kampus lainnya. Saat ini, kampus dimana menjadi tempat bagi mahasiswa untuk berfikir, berkarya dan berkumpul untuk menyelesaikan permasalahan di dalam suatu organisasi, namun pada saat ini hal tersebut telah menjadi ketidak harusan bagi sebagian mahasiswa.
Hal ini terbukti dengan kurangnya minat mahasiswa dalam berorganisasi dibandingkan dari tahun-tahun kemarin. Hal ini disebabkan perkembangan game-game online yang begitu pesat dan banyak menyita waktu. Sebagian mahasiswa pada dasarnya memiliki kreatifitas yang begitu besar dibidang pendidikan dan penelitian harus membuang-buang waktunya, dan uang yang begitu berharga untuk kebutuhan konsumtif yang tidak bermanfaat sama sekali. Hal ini pun terbukti dengan keterlambatan mahasiswa saat jam perkuliahan dimulai pada pagi hari sayapun menanyakan “Kenapa kamu terlambat masuk ?”. Dengan senyuman merekapun menjawab “Ketiduran, soalnya tadi malam begadang bermain game online coi”.
Setiap hari bahkan setiap detiknya, banyak diantara mahasiswa tak bisa lepas dari smartphone karena berbagai fitur-fitur maupun aplikasi yang ditawarkan hanya untuk memuaskan konsumen. Tanpa di sadari aplikasi atau jenis game yang ditawarkan setiap harinya membuat kita kecanduan seperti menkonsumsi narkoba. Kecanduan bermain game secara berlebihan dikenal dengan istilah Game Addiction. Artinya seseorang seakan-akan tidak ada hal yang ingin dikerjakan selain bermain game saja, dan seolah-olah game ini adalah hidupnya dan yang menariknya lagi sebagian mahasiswa di palu. Setiap aktifitas dimulai dengan mengecek game online yang telah di sukainya terlebih dahulu ketimbang harus melakukan aktifitas bermanfaat. Hal seperti ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan seorang mahasiswa, khususnya di kota Palu yang perjalanan hidupnya masih panjang dan penuh dengan rintangan untuk menggapai sarjana.
Dari kecanduan bermain game online, akan berpengaruh pula terhadap pisikologis mahasiswa, seperti:
Cemas, frustrasi, cepat marah dan sering kebingungan baik dikampus maupun di rumah.
Perasaan bersalah ketika bermain.
Terus bermain meskipun sudah tidak menikmati permainan lagi.
Teman atau keluarga mulai berpendapat ada sesuatu yang aneh dengan kebiasaan yang dilakukan seperti perubahan sifat dan tingkah laku dari kebiasaan sebelum kecanduan game online.
Masalah dalam kehidupan sosial seperti mulai susah bergaul dan sering menghabiskan waktu sendiri bersama smartphone.
Masalah finansial selalu menghantui sipemain game online tersebut sehingga rela melakukan apapun untuk mendapatkan uang demi permainan tersebut.
Sebenarnya game online apapun jenisnya boleh-boleh saja tetapi sangat memperhatikan apabila kita tidak menyesuaikan dengan jadwal kita sehari-hari sebagai mahasiswa. Apabila kita kecanduan bermain game, maka bukan tidak mungkin bermain game akan menjadi kebutuhan utama. Setiap menit bermain game sangat buruk untuk kesehatan apalalagi bagi mahasiswa yang kurang mengikuti kegiatan-kegiatan kelembagaan. Bukan tidak mungkin, waktu yang mereka pergunakan untuk bermain game sangat banyak yang dimana mengakibatkan sebagian mahasiswa bermain game tak kenal waktu sangat buruk untuk kesehatan seperti, nafsu makan semakin berkurang, bermain tak mengenal waktu (begadang), selain kesehatan bermain game juga berpengaruh terhadap sosialisasi mahasiswa di lingkungan sosial, karena bermain game membuat mahasiswa terisolasi dengan tugas-tugas perkuliahan sampai-sampai lupa waktu.
Berdasarkan studi “Most Littered National in the World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat baca. Indonesia persis berada dibawah Thailand (59) dan diatas Bostwana (61). Padahal dari segi penilaian infastruktur untuk mendukung membaca indonesia berada di peringkat ke-34 diatas Jerman, Portugal, Selandia Baru, dan Korea Selatan, papar mantan mentri Anis Baswedan, Sabtu (27/8/2016) diacara Fainal Gramedia Readung Community Competition 2016 diperpustakaan Nasional, Selemba Jakarta. Melihat dari peringkat negara kita pada saat ini mengenai minat baca yang masih tertinggal sangat jauh, disinilah seharusnya mahasiswa bisa mengambil peran penting tersebut. Namun saat ini sebagian dari mahasiswa lebih memilih kebiasaan konsumtif yang di tawarkan oleh smartphone hal ini menjadi salah satu yang mengakibatkan penurunan minat baca di indonesia. Jika mahasiswa tidak mampu untuk menghentikan kebiasaan bermain smartphone sampai lupa akan waktu, ini adalah problematika yang begitu besar bagi negara kita saat ini.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan gerakan literasi yang aktivitasnya banyak dilakukan di sekolah degan melibatkan siswa, pendidikan dan tenaga pendidikan, serta orang tua. GLS dilakukan dengan menampilkan praktek baik tentang literasi dan menjadikannya seagai kebiasaan serta budaya dilingkungan sekolah. Literasi juga dapat di integrasikan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari semua rangkayan kegiatan Siswa dan pendidikan baik di dalam maupun di luar kelas. (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta 2017).
Pendidikan Literasi Dalam Membangun Karakter Anak Bangsa terutama pada mahasiswa dapat ditunjang melalui beberapa program pembelajaran kampus diantaranya:
Penyediaan sumber literasi online berupa jurnal dan buku dimasing-masing program studi.
Analisis isi dan melakukan diskusi yang terintegrasi melalui matakuliah yang ada.
Pembuatan film pendek melalui literasi yang dibaca yang terintegrasi pada matakuliah.
Perkembangan zaman pada saat ini akan menjadi masalah dan solusi bagi generasi saat ini, dengan terpaan media komunikasi yang begitu pesat perlunya penyesuaiyan akan kemajuan pada saat ini. Literasi harus mampu dikemas seiring berjalanya waktu pembelajaran literasi yang dituangkan melalui film pendek akan menjadi solusi di era saat ini dikarenakan lebih dari ½ waktu mahasiswa dihabiskan di smartphone. Sehingga akan lebih mengasyikkan dan tidak cepat bosan jika dibandingkan dengan membaca literasi berupa buku.
PENUTUP
Mahasiswa yang sebenar-benarnya dikatakan mahasiswa harus mampu memanfaatkan kemajuan teknologi pada saat ini, untuk memajukan pendidikan yang ada di indonesia. Mahasiswa harus mampu mengendalikan kebutuhan mengunakan smartphone, jangan mudah tertipu dan terpedaya oleh dunia visual yang ditawarkan oleh smartphone. Yang menjadikan sebagian mahasiswa enggan untuk melakukan kegiatan bermasyarakat dan kelembagaan, namun jauh tersirat dalam benaknya tentang arti dan kualitas hidupnya sebagai pribadi yang mampu mengapdi terhadap masyarakat.
Pribadi seorang mahasiswa tidak luput dari yang namanya literasi bukan tidak mungkin mahasiswa tanpa literasi bagaikan negara tanpa tujuan oleh karna itu mahasiswa diharapkan dalam hal ini harus mampu melihat permasalahan disekitarnya serta menjadi bagian penentu arah dalam kehidupan bermasyarakat den bernegara melalui pengetahuan, penelitian, dan literasi. Peran mahasiswa sebagai agen perubahan untuk menjadikan indonesia emas ditahun 2045.
DFTAR PUSTAKA
Sambas Syukriadi. 2015. Sosiologi Komunikasi. Bandung: Cv Pustaka Setia
William L. Rivers Diterjemahkan Oleh Munandar Haris & priatna Dudy. 2004. Media Massa & Masyarakat Moderen. Jakarta: Prenada Media
Asrori Mohammad. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Cv Wacana Prima
http.//www. Kompas.Com.id ( diakses pada rabu 08 mei 2019)
Effendy Uchajana Oning. 2015. Dinamika Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya
http://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/wp-content/uploads/2017/08/panduan-gln.pdf (diakses pada kamis 09 mei 2019)
Aswandi

Ping-balik: Mahasiswa ? Literasi dan Tipudaya Smartphone – Persmapalu.org