Tantangan Kartini Milenial Masa Kini

Lpmproduktif- Tanggal 21 april merupakan hari yang diilhami sebagai peringatan kebebasan bagi seluruh wanita di Indonesia.

Hal tersebut dikarenakan perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan hak-hak wanita pada masa itu, bermula dari keprihatinan kartini terhadap minimnya pendidikan yang diterima oleh wanita dan mendobrak suatu pandangan-pandangan bahwa wanita hanya bisa mengurusi rumah tangga, perjuangan yang berlangsung mulai akhir 1800-an sampai awal 1900-an tersebut membawakan hasil pada tahun 1903, dengan berhasil mencetuskan sekolah dasar pertama bagi wanita di Indonesia.

Emansipasi Kartini

Feminisme terdiri dari 1 kata 8 huruf, yang mana merupakan gaun perjuangan kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita, banyak Kalimat perjuangan yang membuat saya kagum pada sosok kartini, yakni “habis gelap terbitlah terang” yang artinya setelah ada suatu kesulitan, niscaya akan ada suatu kemudahan yang menyertainya. Sama halnya seperti sulitnya kaum wanita zaman dahulu, sulitnya mengenyam pendidikan bagi kaum wanita, dipaksa melakukan pernikahan usia belia, dipandang hanya sebelah mata dan anggapan bahwa, wanita hanya bisa melakukan pekerjaan rumah tangga saja.

Namun hal tersebut bukan menjadi jurang yang mematahkan semangat kartini, justru menjadi motivasi bagi kartini agar wanita memiliki kesamaan hak dengan pria, terkhusus dalam hal pendidikan.

Usaha Kartini dalam mengajari cara membaca dan menulis bagi anak-anak hingga dewasa bagi kaum wanita, tentu bukan hal yang mudah, banyaknya pihak yang menentang tindakan kartini tersebut tidak membuatnya patah semangat untuk tetap terus memperjuangkan hak-hak wanita di masa itu, perjuangan yang panjang nan berliku hingga akhirnya usaha yang dilakukanya membuahkan hasil yang dapat dirasakan bagi seluruh kaum wanita hingga saat ini, yakni persamaan hak antara wanita dan pria.

Tantangan Kartini milenial sekarang ini

Zaman yang kian berkembang maju tentu melahirkan tuntutan dan tantangan yang berbeda, begitu pula tantangan emansipasi wanita saat sekarang ini, tentu berbeda dengan tantangan yang dihadapi oleh R.A Kartini di masa lampau, tantangan emansipasi yang dihadapi oleh kartini milenial saat ini, serasa kian kompleks mulai dari masalah keselamatan dan kesehatan bagi ibu hamil, pendidikan, hak bekerja, perlindungan hukum, hak menyuarakan pendapat seperti kasus ibu hamil yang meninggal dunia usai ditolak 7 rumah sakit yang terjadi di Bulu Kumba, Sulawesi Selatan, pada tanggal 13 desember 2020 silam. Kejadian yang ramai diperbincangkan oleh seluruh media di Indonesia tersebut, dialami oleh ibu hartina yang kandunganya menginjak bulan ke-9, namun ditolak oleh tujuh rumah sakit dengan berbagai alasan di masa pandemic.

Atau kasus ibu hamil yang merenggut nyawa akibat kekurangan gizi saat hamil, akibat kurangnya kampanye edukasi tentang pentingnya kesehatan masih kurang progresif dilakukan, sehingga saat ini masih terdapat kasus ibu hamil yang merenggut nyawa akibat kekurangan gizi.

Selanjutnya, pendidikan bagi kaum wanita di pelosok negeri nampaknya masih belum terjangkau dengan baik, pasalnya masih terdapat wanita yang hanya mengenyam pendidikan hanya sebatas lulusan SD atau SMP saja, dan tuntutan keadaan yang membuat mereka terpaksa menikah di usia belia.

Padahal pemerintah mempunyai program wajib belajar selama 12 tahun, namun ada saja orang-orang yang masih berpikiran kolot dengan meyakini, bahwa perempuan tidak boleh bekerja selayaknya pria, perempuan hanya boleh mengurusi rumah tangga, dengan berbagai dalih, bahwa ketika wanita bekerja maka urusan rumah akan dilalaikan dan tidak terurus dengan baik.

Namun pandangan itu bisa terbantahkan dengan realita yang ada, bahwa wanita sebenarnya bisa bekerja tanpa melalaikan urusan rumah, seperti kebanyakan wanita heroic terbukti sukses di dunia kerja namun terbukti pula dapat mengurus urusan rumah dengan baik, itulah mengapa terkadang ada anggapan wanita jauh lebih tangguh dan hebat ketimbang kaum pira.

Kaum wanita saat ini dituntut agar menjadi wanita pandai, berbudi luhur dan berani dalam segala hal, tentunya saat sekarang banyak pengganti sosok Kartini yang memperjuangan emansipasi wanita, mati satu tumbuh seribu, Kartini memang telah menjadi sejarah, namun masih banyak penerus kartini untuk mempertahankan dan memperjuangkan hak-hak wanita untuk masa depan negeri yang lebih baik kedepannya.

wanita kuat, wanita tangguh, wanita hebat

Selamat Hari Kartini

Penulis : Moh. Taufik

Editor : Amalia Adhasana

Tinggalkan komentar