
LPM PRODUKTIF (22/11) – Fasilitas pendingin ruangan di kelas menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi kenyamanan mahasiswa dalam belajar. Di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako (FEB -UNTAD), perdebatan mengenai penggunaan kipas angin atau AC di dalam kelas seringkali menjadi topik hangat di kalangan mahasiswa.
Seorang mahasiswa jurusan Manajemen, mengungkapkan preferensinya. Ia mengakui bahwa pilihan penggunaan AC atau kipas angin sangat bergantung pada kondisi infrastruktur kampus saat ini. “Karena masih dalam tahap renovasi, banyak kelas yang belum dilengkapi AC. Jadi, kita harus menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada, tapi saya memilih AC” ujarnya.
Salah satu mahasiswa jurusan Majemen juga menyadari bahwa penggunaan AC secara luas masih terbatas oleh faktor biaya dan ketersediaan fasilitas. “Untuk meratakan penggunaan AC di semua ruangan, tentu dibutuhkan biaya yang cukup besar. Namun Secara pribadi saya lebih pilih AC,” tambah [Mahasiswa Manajemen] lainnya.
Sebagian besar mahasiswa Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) yang diwawancarai menyatakan lebih menyukai AC. Alasannya, AC dinilai mampu memberikan kenyamanan yang lebih merata dan konsisten dalam ruangan. “Saya lebih pilih AC, melihat kondisi kota palu yang sangat panas sekali jadi kita memerlukan AC,” ujar salah satu mahasiswa IESP FEB-UNTAD.
Mahasiswa Akuntansi juga menyatakan menurut pribadinya “Selama belajar di Akuntansi saya itu lebih senang menggunakan AC karena berdasarkan pengalaman kalau kita menggunakan fasilitas yang ada di akuntansi sendiri itukan masih kipas angin dan itu gerah sekali, panas, menganggu pelajaran karena kita juga tidak nyaman, terus dosennya juga terasa terganggu karena mahasiswanya banyak yang menggunakan kipas kertas dan itu sangat menganggu mata kuliah karena ribut di kelas” Pungkasnya.
Salah satu dosen FEB-UNTAD juga menyatakan bahwa “Secara pribadi, saya lebih memilih AC karena memberikan kesejukan yang lebih merata dan efektif, terutama ketika ruangan diisi oleh banyak orang“, ujar dosen tersebut. la menjelaskan bahwa kipas angin, meskipun dapat mendinginkan, kurang efektif dalam mendinginkan ruangan yang luas atau ketika terdapat banyak orang di dalamnya. “AC mampu menjaga suhu ruangan tetap stabil dan dingin, sehingga menciptakan suasana yang lebih nyaman dan mendukung konsentrasi dalam belajar“, tambahnya.
Dari hasil wawancara yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FEB-UNTAD lebih menyukai penggunaan AC di dalam kelas. Hal ini menunjukkan pentingnya kenyamanan dalam proses belajar.

Sebuah survei terbaru di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako (FEB-UNTAD) mengungkapkan bahwa pendingin ruangan berupa AC menjadi fasilitas yang paling diinginkan oleh mahasiswa. Hasil survei menunjukkan hampir seluruh responden sepakat bahwa AC adalah kebutuhan penting untuk menciptakan kenyamanan belajar di ruang kelas.
Popularitas AC di kalangan mahasiswa FEB-UNTAD tidak terlepas dari berbagai alasan. AC dinilai lebih efektif dalam mendinginkan ruangan secara merata dan cepat dibandingkan fasilitas pendingin lainnya. Hal ini memberikan kenyamanan maksimal yang memungkinkan mahasiswa tetap fokus selama perkuliahan. Selain itu, udara yang dihasilkan AC dianggap lebih bersih dan tidak berdebu, sehingga mendukung suasana belajar yang lebih sehat dan ideal.
Tren gaya hidup modern juga turut memengaruhi preferensi mahasiswa. AC dianggap sebagai bagian dari standar kenyamanan yang kini menjadi kebutuhan, baik di tempat tinggal maupun lingkungan belajar. Dengan suasana yang nyaman dan suhu ruangan yang stabil, mahasiswa merasa lebih mudah berkonsentrasi dan meningkatkan produktivitas selama proses pembelajaran.
Hasil survei ini menunjukkan bahwa kenyamanan dalam belajar menjadi prioritas utama bagi mahasiswa FEB-UNTAD. Tidak ada satu pun responden yang menganggap fasilitas pendingin ruangan tidak penting. Hal ini menegaskan bahwa fasilitas AC berperan besar dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Universitas diharapkan dapat menjadikan hasil survei ini sebagai pertimbangan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas fasilitas AC di ruang kelas. Di sisi lain, mahasiswa juga diimbau untuk menjaga kebersihan dan merawat fasilitas yang ada agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Hasil survei ini memberikan gambaran jelas tentang pentingnya fasilitas pendukung kenyamanan belajar. Dengan sinergi antara universitas dan mahasiswa, diharapkan suasana belajar yang nyaman dan produktif dapat tercipta untuk seluruh civitas akademika FEB-UNTAD.
Penulis: Reski Awalia
Editor: Tim Redaksi
