LPM PRODUKTIF (25/11) – Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Tadulako menyelenggarakan pelatihan soft skill bagi mahasiswa, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan membangun kepercayaan diri dalam berbicara di depan umum. Kegiatan ini dibuka oleh Koordinator Prodi Ekonomi Pembangunan, Dr. Edhi Taqwa, S.E., M.Si., yang menekankan pentingnya pengembangan soft skill sebagai bagian dari persiapan mahasiswa menghadapi dunia profesional. “Mahasiswa tidak hanya harus dibekali ilmu akademik, tetapi juga kemampuan soft skill untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam berinteraksi dan tampil di depan umum,” ujarnya.
Pelatihan ini dipandu oleh moderator Vera Sri Enda Cicilia, SE., ME., yang memfasilitasi jalannya acara dengan interaksi aktif antara peserta dan pemateri. Ibu Lunggy Gyarinsah, sebagai pemateri utama, membawakan materi mengenai peningkatan soft skill komunikasi dengan judul “Meningkatkan Soft Skill Komunikasi untuk Percaya Diri di Depan Umum”. Dalam sesi tersebut, Ibu Lunggy menjelaskan bahwa kemampuan komunikasi adalah keterampilan yang dapat dilatih dan ditingkatkan. “Dengan latihan yang cukup, seseorang yang awalnya kurang percaya diri dalam berbicara di depan umum bisa menjadi seorang public speaker yang lebih percaya diri dan efektif,” ungkapnya.
Di tengah-tengah penyampaian materi, Ibu Lunggy mengajak peserta untuk langsung mempraktekkan apa yang telah dipelajari melalui simulasi berbicara di depan umum. Dalam simulasi ini, mahasiswa diminta untuk berbicara tentang topik ringan secara spontan di depan audiens. Hal ini bertujuan untuk mengurangi rasa gugup dan meningkatkan kepercayaan diri mereka saat berbicara di depan banyak orang. “Ini adalah langkah penting untuk mengatasi rasa takut berbicara dan mengenali kekuatan komunikasi diri,” jelas Ibu Lunggy.
Selain itu, Ibu Lunggy juga memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran komunikasi, antara lain pengetahuan, rasa gugup, pengalaman, intelegensi, kepribadian, budaya, dan faktor biologis. Ia menekankan bahwa setiap individu memiliki potensi untuk menjadi komunikator yang baik, meskipun ada berbagai hambatan yang mungkin ditemui dalam perjalanan.
Beberapa tips praktis yang diberikan Ibu Lunggy untuk berkomunikasi dengan lebih efektif adalah menggunakan bahasa yang sederhana agar audiens mudah memahami pesan yang disampaikan, serta menjaga kontak mata dengan audiens untuk menciptakan hubungan yang lebih kuat dan membangun kepercayaan. “Menjadi introvert bukanlah hambatan untuk menjadi komunikator yang baik. Bahkan, introvert pun dapat memanfaatkan kekuatan dalam mendengarkan dan berbicara dengan penuh perhatian,” tambahnya.
Pelatihan ini juga membuka diskusi mengenai pentingnya komunikasi dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja. Ibu Lunggy menekankan bahwa kemampuan komunikasi yang baik bukan hanya membantu seseorang berbicara di depan audiens, tetapi juga dalam menjalin hubungan yang lebih baik dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dan membuka peluang baru. Ia menutup sesi dengan pesan yang menginspirasi, “By having good communication skills, individuals can open doors to new opportunities, explore the wider world, and build strong relationships with people from various backgrounds.” (Dengan memiliki kemampuan komunikasi yang baik, individu dapat membuka pintu terhadap peluang baru, menjelajahi dunia yang lebih luas, dan membangun hubungan yang kuat dengan orang-orang dari berbagai latar belakang).
Kegiatan ini mendapat respons positif dari peserta, yang merasa lebih siap dan percaya diri untuk berbicara di depan umum. Simulasi berbicara yang dilakukan di tengah sesi pelatihan terbukti efektif dalam mengurangi kecemasan mereka, serta memberikan pengalaman langsung dalam menerapkan teknik-teknik komunikasi yang baru dipelajari. Pelatihan soft skill seperti ini memberikan mahasiswa bekal yang sangat penting tidak hanya untuk kehidupan akademik, tetapi juga untuk dunia profesional. Diharapkan, para peserta dapat lebih percaya diri dalam berbagai kesempatan berbicara di depan publik dan siap menghadapi tantangan komunikasi di dunia kerja yang terus berkembang
Penulis: Mifta
Editor: Tim Redaksi
