Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) UNTAD seharusnya menjadi motor penggerak transparansi di lingkungan kampus. Sebagai entitas yang bertanggung jawab menyuarakan aspirasi mahasiswa, LPM tidak hanya dituntut kritis terhadap dinamika eksternal, tetapi juga internal.
Namun, pertanyaan besar muncul: Bagaimana dengan transparansi mereka sendiri? Banyak pihak mempertanyakan bagaimana LPM UNTAD menjalankan tugasnya di balik layar. Publikasi kegiatan, laporan kemajuan organisasi, atau bahkan strategi untuk membangun jurnalisme kampus yang lebih baik sering kali dianggap minim atau tidak terlihat.
Padahal, sebagai media mahasiswa, kepercayaan publik adalah modal utama. Ketertutupan justru berpotensi menimbulkan spekulasi negatif, yang berlawanan dengan misi utama mereka sebagai pengawas independen. Jika mereka menuntut transparansi dari pihak kampus, bukankah logis jika mereka memberikan contoh serupa terlebih dahulu?
Langkah konkret seperti publikasi laporan tahunan, dialog terbuka dengan mahasiswa, atau evaluasi terbuka tentang kinerja internal bisa menjadi awal untuk memulihkan kepercayaan. Jika tidak, LPM UNTAD berisiko kehilangan relevansi di mata sivitas akademika.
Mahasiswa menantikan aksi nyata, bukan sekadar retorika. Sudah saatnya LPM UNTAD membuka diri dan membuktikan bahwa mereka adalah corong suara yang benar-benar dapat diandalkan. Transparansi internal bukan hanya sebuah opsi, melainkan kebutuhan mendesak
Penulis: Tim Redaksi
