Sistem Baru SIAKAD Jadi Sumber Kebingungan Mahasiswa FEB-UNTAD

Sumber Foto: Website SIAKAD

Memasuki tahun ajaran baru, mahasiswa dihadapkan pada kewajiban mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) untuk memulai perkuliahan. Namun, alih-alih berjalan lancar, perubahan sistem akademik dari SILA ke SIAKAD justru menimbulkan kebingungan dan keresahan di kalangan mahasiswa FEB-UNTAD.

Pergantian sistem yang diumumkan hanya satu minggu sebelum perkuliahan dimulai dinilai terlalu mendadak. Padahal, adaptasi terhadap sistem baru membutuhkan waktu yang tidak singkat. Akibatnya, hingga minggu pertama perkuliahan, banyak mahasiswa belum memprogram KRS sehingga kebingungan menentukan kelas. Bahkan, beberapa dosen sempat mempertanyakan keabsahan kehadiran mahasiswa di kelas.

“Kenapa kalian bisa yakin di kelas ini?” ujar salah seorang dosen saat menemui mahasiswa yang belum terdaftar resmi di kelas.

Sejumlah mahasiswa mengaku tidak menolak adanya pembaruan sistem sebagai bentuk peningkatan layanan akademik berbasis teknologi, justru mahasiswa sangat mendukung penuh atas pembaruan sistem ini. Namun, perubahan yang dilakukan secara mendadak justru dianggap menghambat jalannya perkuliahan.

Keluhan mahasiswa pun bermacam-macam, mulai dari tidak bisa login akun di SIAKAD, Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) tidak terbaca, nama dosen wali tidak ada, hingga pembatasan pengambilan mata kuliah yang hanya maksimal 11 SKS.

“Yang menjadi pertanyaan, kenapa perpindahan sistem dari SILA ke SIAKAD tidak dilakukan saat libur dua bulan kemarin, malah baru diproses seminggu sebelum perkuliahan?” ungkap salah seorang mahasiswa.

Mahasiswa berharap pihak kampus segera memberikan solusi agar perkuliahan dapat berjalan lebih lancar dan tidak kembali terganggu oleh kendala teknis di kemudian hari.

Penulis : Pengurus LPM PRODUKTIF

Editor : Pengurus Redaksi

Tinggalkan komentar