Makanan Bergizi Gratis, Harapan yang Berubah Jadi Ancaman

Sumber: Google

Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dilaksanakan di sekolah-sekolah seharusnya menjadi langkah positif pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi anak bangsa. Dengan adanya program ini, diharapkan masalah gizi buruk, stunting, hingga kurangnya konsentrasi belajar dapat diatasi sejak dini. Namun, fakta bahwa banyak siswa justru mengalami keracunan akibat konsumsi makanan dari program ini menimbulkan keprihatinan yang mendalam.

Persoalan ini, menurut saya, bukan sekadar karena program yang salah, melainkan lebih pada lemahnya sistem pengawasan, pengadaan bahan pangan, serta standar kebersihan dalam distribusi makanan. Program sebaik apa pun akan kehilangan makna jika pelaksanaannya tidak diawasi dengan ketat. Ironisnya, alih-alih menyehatkan, program ini justru membahayakan kesehatan siswa sekaligus mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah.

Kasus keracunan massal akibat MBG menunjukkan adanya celah serius dalam rantai penyediaan makanan, mulai dari pemilihan vendor, proses penyimpanan, hingga distribusi ke sekolah-sekolah. Apabila aspek higienitas diabaikan, maka yang terjadi bukan peningkatan kualitas gizi, melainkan ancaman kesehatan bagi generasi muda.

Pemerintah perlu segera melakukan evaluasi total. Pertama, sistem tender penyedia makanan harus benar-benar transparan, tidak hanya mengutamakan harga murah, tetapi juga kualitas dan standar keamanan pangan. Kedua, perlu ada keterlibatan ahli gizi serta lembaga pengawas independen dalam memantau jalannya program. Ketiga, masyarakat khususnya orang tua perlu diberi ruang untuk ikut serta dalam pengawasan agar program ini berjalan sesuai tujuan.

Singkatnya, program MBG merupakan gagasan baik yang disambut masyarakat dengan harapan besar. Namun, jika persoalan keracunan tidak segera diatasi dengan langkah konkret, program tersebut justru akan dipandang sebagai kegagalan. Pemerintah harus ingat, membangun generasi emas tidak cukup dengan janji makanan gratis, tetapi dengan jaminan makanan yang sehat, aman, dan benar-benar bergizi.

Penulis: Mutia Amalia

Editor: Anggota Redaksi

Tinggalkan komentar